Jumat, 31 Agustus 2012

Do your best and be your self.....



Kami hanyalah insan biasa yang takkan mungkin sempurna…….
Tetaplah kami bangga akan diri sendiri dengan segala kekurangannya….
Menjadi diri sendiri apa adanya jelaslah lebih berharga, lebih terhormat
Karena menjadi refleksi dari rasa syukur kami kepada Sang Maha Pemilik alam semesta
Kami menyadari akan arti keberhargaan diri sebagai manusia yang telah Allah ciptakan di Bumi
Walaupun tertatih mengumpulakan ilmu yang tersebar di hamparan Bumi yang amat luas..
Namun dengan semangat yang terus dipupuk kita dapat mereduksi , memperbaiki dan melakukan perubahan secara lebih berkelenjutan dan insya Allah istiqomah berada dalam jalan-Nya…amiin…

Menunggu dalam konteks jangka waktu memang bukanlah pilihan yang menyenangkan , tetapi hal itu menjadi jalan keniscayaan dari fitrah manusia yang telah Allah amanahkan sebagai hamba yang senantiasa mengumpulkan amal dan kesungguhan dalam kehidupannya baik di dunia maupun saat mempertanggungjawabkannya di hadapan Sang Pemberi amanah , Allah SWT.

Kamis, 30 Agustus 2012

Janji Oh Janji

Ingat ketika Allah SWT bersumpah dengan para malaikatNya yang membagi-bagi urusan ? Dengan itu, sesungguhnya apa yang dijanjikan pasti benar. Allah SWT menciptakan Adam alaihis salam kemudian memilihnya, memberikan ampunan serta petunjuk kepadanya. Sampai manusia dalam pengembanan akan tugas ibadah.

Namun, dalam hal ini manusia selalu saja berselisih pendapat, dan memang begitulah mereka. Maka barangsiapa yang mengikuti para rasul dan kitab-kitab yang dibawanya, beruntunglah. sedangkan kutukan, bagi mereka yang banyak berdusta. mereka terbenam dalam kebodohan hingga mereka menjadi lalai.

Ibadah, ya janji itu adalah ibadah. sebagaimana fitrah manusia selaku hamba nan teramat lelah. Hamba seharusnya bersungguh-sungguh menyerahkan penghambaannya kepada yang Maha Perkasa. Inilah yang diemban manusia, amanat ibadah. Amanat yang langit, bumi, dan gunung-gunung pun tak bersedia memikulnya. Amanat yang pengertiannya disipulkan oleh Al Imam Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi adalah tugas, perintah-perintah, dan larangan-larangan. Sekali lagi, inilah apa yang ada dipundak-pundak umat manusia (bagi mereka yang merasa dirinya adalah manusia).

Beribadah menjadi tugas manusia sejak awal berada dibumi. Perjanjian yang terbungkus dalam paket pesan Allah SWT ketika didepan gerbang surga. Akan datang petunjukNya sesampainya manusia dibumi, menjanjikan ganjaran yang baik untuk mereka yang mengikuti petunjuk itu dan janji hukuman untuk mereka yang menolaknya. Inilah tujuan manusia sesungguhnya. Petunujuk Allah SWT itu ibadah. melaksanakan tugas sebaik-baiknya, menjadi hamba yang amanah, dan berhati-hati jangan sampai menjadi hamba yang hina lagi dicela. Sadarilah..

Merasakan kesadaran bersemayam di dalam jiwa, memanfaatkannya untuk merenung memperbaiki diri, dan mengungkapkan berbagai penyesalan. Biarkan lisan mengutuk batin atas semua waktu yang tersia-siakan, kemudian katakan, tetapkan kesadaran ini lestari selamanya di dalam jiwa. Seorang hamba sudah terlalu sibuk dengan urusan dunia, butuh waktu lama bisa mengasingkan diri berdua dengan Rabbnya, perbuatan-perbuatan yang dilakukannya hanya menjadikan petaka bagi dirinya.

Mengandalkan usaha semata tanpa berhubungan dengan Yang Maha Kuasa adalah tindakan yang keliru. Yang diperintahkan agama adalah berusaha dan tetap menjaga hati selalu terhubung dengan Yang Maha Menetapkan segala sesuatu. Semua kabut kebodohan hanya akan sirna dengan hadirnya ilmu. Begitu juga dengan ibadah, ia akan sia-sia bila tak didasari ilmu tentangnya, saudaraku.

Allah berfirman :
الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ
"(yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan lagi lalai,"(Adz-Dzaariyat : 11)

Mereka yang lalai, yang senang berada dalam kebodohan tentang agamanya mendapat ancaman. Akan dikatakan kepada mereka " Rasakanlah adzab itu, inilah adzab yang dahulu kalian minta segerakan." oh.. jangan! Berlepas dirilah kalian, memohonlah terus perlindungan, niscaya Allah SWT kabulkan.

beribadah kepada Allah SWT hanya membutuhkan dua syarat. Pertama, niat ikhlas tulus karenaNya, hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata. dan yang kedua, kesesuaian syari'at (mutaba'ah), sesuai seutuhnya tanpa membuat penambahan dan perubahan-perubahan sedikitpun.

Ingatlah janji itu. Tambahlah wacana keislaman, berani meninggalkan segala bentuk kelalaian, menguatkan azzam untuk bertahan, meragamkan serta mengistiqomahkan macam-macam peribadatan. Berbuatlah banyak kebaikan, kurangi tidur di waktu malam memohn ampunan, dan menyisihkan harta untuk orang miskin yang meminta atau tak mendapat bagian, akan mengurangi resiko celakanya seseorang dari ancaman, karena memang, bukan Allah SWT yang membutuhkan.

Kita manusialah yang sebaliknya demikian. bahkan Allah SWT tak membutuhkan makan. Sesungguhnya Allah SWT, Dialah yang memiliki kekuatan, ini hanyalah peringatan yang akan terus diserukan. 

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ
"Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu." (QS. Adz-Dzaariyat : 50)
 
Wallahu a'alam 

The Sunnah Way of Cutting the Nails

Penelitian-penelitian kedokteran mengungkapkan kepada kita bahwa kuku yang panjang dapat mengundang penyakit, karena jutaan kuman akan bersarang di bawahnya.

Penemuan ini menjelaskan kepada manusia sebagian hikmah di balik hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu hadits tentang sunnah-sunnah fithrah yang diwasiatkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
kepada manusia. Hadits ini adalah pondasi kebersihan individu.
 
Hari yang baik buat potong kuku itu hari Senin, Kamis, dan Jum'at. Kenapa??Karena yang sering digunakan untuk ibadah sunnah adalah hari-hari itu. 
Dan adapun tata cara atau urutan memotong kukunya sebagai berikut:
 
Tangan

1. Mulai dari Jari Telunjuk tangan kanan.
2. Jari Tengah tangan kanan
3. Jari Manis tangan kanan
4. Jari Kelingking tangan kanan (Tinggalkan Ibu Jari tangan kanan)
5. Jari Kelingking tangan kiri
6. Jari Manis tangan kiri
7. Jari Tengah tangan kiri
8. Jari Telunjuk tangan kiri
9. Ibu Jari tangan kiri
10. Ibu Jari tangan kanan
 
Kaki

Mulai dari kanan, lanjut sebelah kiri yaitu kelingking kiri. Mulai dari Kelingking Kanan dan bergerak ke jari-jari lain di sebelah kiri jari kelingking kanan .
 
Menurut Imam Syafi'i Sunnah memotong kuku sebelum mengerjakan shalat Jum'at sepertimana disunatkan mandi, bersiwak, bercukur, berharuman, berpakaian bersih dan apik sebelum ke mesjid. Wallahu a'lam bissawab.
 
semoga bermanfaat bagi kita semua ... 

Raih Surga dengan kata-kata

Kata-kata adalah nutrisi dan penawar segala penyakit. Lidah adalah roda kemudi. Karena itulah, mengapa orang yang mengalami kegundahan, kesedihan, stress atau depresi, akan menjadi lebih baik ketika mendapatkan siraman kata-kata sejuk yang menghibur. Hal ini menunjukkan betapa hebatnya fungsi ucapan yang meluncur dari lidah seseorang. Tak semua ucapan ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian.

Saat kita mengucapkan, "Selamat pagi! Apa kabar?" kita tidak bermaksud mencari keterangan. Tapi hal itu upaya agar orang lain merasa apa yang disebut oleh Teori Analisis Transaksional sebagai, 'Saya Oke-Kamu Oke'. Yaitu komunikasi yang ditujukan untuk menimbulkan kesenangan. Sebaliknya, perkataan yang buruk atau komunikasi yang gagal akan menimbulkan hubungan sosial yang tidak harmonis.

Maka dari itu, Allah swt. berfirman, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaithan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka." (QS Al-Isra': 53)

Renungkanlah perumpamaan yang Allah SWT gambarkan dalam Al-Quran,

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, yaitu akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS Ibrahim: 24-25)

Berinfaklah dengan perasaan Anda...

Sungguh, kita kaya dan berkuasa atas perasaan yang kita miliki. Maka sedekahkanlah kekayaan bathin itu untuk keluarga dan orang-orang terdekat kita. Jangan halangi mereka dari merasakan perasaan-perasaan itu. Berkatalah pada istri, suami atau kerabat dan orang terdekat dengan mulut yang terbuka dengan sempurna, lalu selamilah isi hati kita. Usahakanlah selalu agar mereka tidak merasa bahwa kita pelit hati, walau tangan sering bersedekah. Jangan buat mereka gersang dan haus akan kesejukan hati kita. Janganlah bakhil mencurahkan kemurahan hati kita, padahal mereka mengetahui bahwa kita memiliki kemurahan itu. Apakah air sejuk hati ini begitu dalam, sehingga tak dapat dirasakan seperti halnya air di sumur yang dalam?

Atsar berikut bisa kita renungkan. Isteri terbahagia di antara para wanita, yaitu 'Aisyah meriwayatkan dari Rasulullah saw.

"Surga adalah tempat orang yang bermurah hati." (HR Ibnu 'Ady).

Maka bangunlah surga dengan kedermawanan kata-kata yang baik dan lembut, pujian yang semerbak serta luapan perasaan cinta kasih. Karena kata-kata yang baik adalah mata air kehidupan bagi hati dan jiwa, lebih-lebih hati dan jiwa wanita. Jangan bakhil terhadap sepotong kata yang baik. Kenapa harus berat mengucapkan kata-kata menyejukkan? Apakah sepotong kata yang dikeluarkan membuat harta berkurang? Apakah sepenggal kalimat baik yang kita ucapkan membuat kita terbebani? Alangkah indahnya jika kita menjunjung syiar Islam, yaitu membahagiakan orang lain. Dan orang lain yang paling utama kita bahagiakan, adalah keluarga dan orang terdekat.

Sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah setelah amal fardhu, yaitu memberikan kegembiraan pada orang muslim." (HR Ath-Thabrany)

Kata-kata lembut antara suami-istri mengandung pesan hati serta jiwa yang begitu dalam. Dan setelahnya, Insya Allah akan lahir kebahagiaan agung yang mencairkan segala kebekuan. Sinarilah rumah tangga dengan kata-kata baik nan lembut, maka Anda sudah membangun satu pondasi kokoh bagi pernikahan. Dengan ucapan yang menyejukkan hati, rumah terisi dengan cahaya saling memaafkan, cahaya toleransi dan cahaya cinta. Akhirnya, hati dan jiwa pun saling menyatu.
 
(MM.Hamzah :EraMuslim)

KISAH HIKMAH

WALAUPUN tanah Arab adalah tanah yang sering kali kering, tetapi para penduduknya banyak juga yang berkebun. Salah satunya adalah Ummu Fasyar al-Anshariah. Ummu Fasyar al-Anshariah menanam pohon kurma di kebunnya. Tanah yang dipunyainya tidak terlalu luas. Tapi, jika sedang panen kurma, ia biasanya akan mendapatkan hasil panen yang tidak sedikit.

Setiap hari, Ummu Fasyar al-Anshariah menyiram kebun kurmanya. Itu memang karena ia tinggal sendiri. Umurnya pun sudah berangkat senja. Tetapi, wanita itu tetap bersemangat, segar mengerjakan pekerjaan sehari-harinya.

Suatu hari, Rasulullah mendatangi perkebunan Ummu Fasyar al-Anshariah. Alangkah takjubnya beliau ketika melihat hasil kebun yang dikerjakan oleh Ummu Fasyar al-Anshariah. Begitu bagus dan terawatnya kebun itu.

“Assalamu`alaikum, ya Ummu Fasyar,” sapa Rasulullah.

Wanita yang tidak muda itu mendongak. Ketika dilihatnya siapa yang menyapa, betapa gembiranya Fasyar. Hari ini Rasulullah mengunjunginya. Tentunya ada keberkahan yang hadir di tempat ini, begitu pikir Ummu Fasyar al-Anshariah. Maka, ia pun serta merta menjawab, “Wa`alaikumussalam. Senang sekali melihat engkau dapat berkunjung kemari, ya Rasulullah. Adakah suatu hal penting yang ingin kausampaikan kepadaku?”

Rasulullah tersenyum, “Aku hanya ignin menengokmu.”

Ummu Fasyar al-Anshariah semakin merona wajahnya karena gembira. Ia tidak menyangka bahwa Rasulullah masih menyempatkan diri berkunjung ke kediamannya. Padahal, Ummu Fasyar al-Anshariah tahu bahwa pekerjaan Rasulullah sangat banyak. Ia terharu begitu dalam.

“Ya Ummu Fasyar, bagaimana kebunmu sekarang ini?”

“Alhamdulillah, semuanya terurus dengan baik, ya Rasulullah,” jawab Ummu Fasyar al-Anshariah.

“Engkau yang mengurusnya sendirian?” tanya Rasulullah lagi.

“Betul.”

“Dan engkau pula yang mengairinya setiap hari?”

“Aku senang mengerjakannya, ya Rasulullah.”

Rasulullah  mengangguk-anggukkan kepalanya. Kebun itu tidak terlalu luas. Tetapi untuk seorang perempuan, tentunya memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

“Jika sudah berbuah, biasanya apa yang kaulakukan pada hasil panenmu?” Rasulullah kemudian bertanya lagi setelah memandangi kebun.

Ummu Fasyar al-Anshariah tersenyum. “Ya Rasulullah, aku mempersilahkannya bagi mereka yang ingin mengambilnya.”

“Maksudmu?”

“Jika mereka menginginkan dan membutuhkannya, mereka bisa mengambilnya dari sini kapanpun mereka mau. Berapa banyakpun mereka butuhkan….”

Rasulullah semakin kagum kepada wanita itu. Ummu Fasyar al-Anshariah sendiri tampak senang bahwa Rasulullah ternyata memperhatikan kebun dan apa yang dikrjakannya kepada kebunnya itu.

“Terus, apa yang  kauminta sebagai ganti mereka mengambil kurmamu?”

“Aku tidak meminta apa-apa dari mereka, ya Rasulullah. Aku lakukan ini hanya karena aku ingin bisa mengerjakan sesuatu yang berguna bagi orang lain…”

Mendengar itu, Rasulullah berkata, “Seorang Muslim yang menanam tanaman, muda atau tua umurnya, lalu buahnya atau daunnya dimakan oleh manusia, hewan, burung, atau binatang buas, semuanya adalah sedekah darinya.”

Rasulullah melanjutkan, “Meskipun kiamat sudah mulai terjadi, sedang di tanganmu ada sebatang bibit kurma yang masih sempat kautanam, maka tanamkanlah terus. Pastilah kau akan mendapatkan pahalanya.”

Ummu Fasyar al-Anshariah semakin gembira mendengar semua itu. Ia hanya berusaha tawakal atau pasrah diri kepada Allah swt  yang membuatnya semangat melakukan semua itu adalah jiwa tanpa pamrih, demi kepentingan umum.

Peristiwa itu mungkin tidak pernah terlupa oleh Ummu Fasyar al-Anshariah sepanjang hidupnya. Ia menanam kurma, Rasulullah mengunjunginya dan memberitahukannya sesuatu yang menggembirakan. Semuanya, demi tabungan Ummu Fasyar di hari esok. [Diambil dari buku "Peri Hidup Nabi & Para Sahabat" Karya : Saad Saefullah, Pustaka SPU]
 
  

Rabu, 29 Agustus 2012

.....................SAAT SAAT ITU.................


Saat kau mendengar suara yang indah , alunan bait penuh ketulusan, keharuman aroma dari lembutnya iman, atau kelezatan dari setiap nikmatnya keberkahan……….

Saat kau melangkah baik perlahan ataupun penuh kecepatan, baik berjalan, berlari, bahkan juga hampir seperti terbang, saat membuat tumpuan awal hingga mempertimbangkan irama kecepatan………..
Saat kau melihat dengan terang dan bercahaya, saat segalanya menjadi samar, atau hingga hanya dapat melihatnya dengan mata hatimu saja..

Saat semua orang berada disamping kiri dan kananmu, di depan dan belakangmu, atau saat ada yang menunggumu bahkan mengejarmu hingga mereka yang mengabaikanmu………….

Saat hiruk-pikuk menyapa, saat segala kebisingan dan timpalan berbagai suara, atau juga saat dimana hanya terdengar seperti bisikan , hingga kesunyian yang sepi………………………

Saat banyak hal yang menggelikan hingga membuat tersenyum, tertawa terpingkal, segala kelucuan dan bahkan berbagai hal yang sebenarnya ringan dan tak bermakna……………………

Saat jarum jam berdetak teratur dari detik-detik berharga, menjadi menit-menit yang bermakna, berjam-jam yang mengubah harimu, hingga berbulan, bertahu-tahun, berpuluh tahun, menjadi kehidupanmu yang amat bersejarah…………….

Saat kau menyadari sepenuhnya, mengetahui arahnya, memaknai tatacara dan aturannya, bahkan memegang setiap fakta dari buku petunjuknya………………….

Saat kau berjumpa dengan hal baru, melihat keajaiban baru, berdecak pada setiap keindahan, keramahan, kehangatan, hingga menemukan makna karunia sejati…………………..

Saat kau selalu memikirkannya, melindungi apa-apa yang ingin kau lindungi, menjaga dan mempertahankannya dengan seksama…………

Saat kemudian………………
Hanya sekejap…………tidak……………bukan…………………….

Hanya sekedipan mata…………………
Tidak………………bukan………………………

Bahkan …………….hanya
Benar-benar……………….mendadak…………..secepat cahaya………………

Tak terdefinisi………….tak terukur kecepatannya……………………

Saat-saat itu…………..semuanya berakhir………………
Karena takdirNya………………………………

MENGUBAH DUNIA


Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
aku bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
  Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.......

Maka cita-cita itupun agak kupersempit,
  Lalu kuputuskan hanya mengubah negeriku,
  Namun, tampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya.....

Ketika usiaku telah semakin senja,
  Dengan semangatku yang masih tersisa,
  Kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
  Orang-orang yang paling dekat denganku.
  Tetapi celakanya, mereka pun tidak mau diubah,



Dan kini….
  Sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
  Tiba-tiba kusadari:
  “Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
  maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
  Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
  Bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku;
  Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia.”