Kata-kata adalah nutrisi dan penawar segala penyakit.
Lidah adalah roda kemudi. Karena itulah, mengapa orang yang mengalami
kegundahan, kesedihan, stress atau depresi, akan menjadi lebih baik
ketika mendapatkan siraman kata-kata sejuk yang menghibur. Hal ini
menunjukkan betapa hebatnya fungsi ucapan yang meluncur dari lidah
seseorang. Tak semua ucapan ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian.
Saat kita mengucapkan, "Selamat pagi! Apa kabar?" kita
tidak bermaksud mencari keterangan. Tapi hal itu upaya agar orang lain
merasa apa yang disebut oleh Teori Analisis Transaksional sebagai, 'Saya
Oke-Kamu Oke'. Yaitu komunikasi yang ditujukan untuk menimbulkan
kesenangan. Sebaliknya, perkataan yang buruk atau komunikasi yang gagal
akan menimbulkan hubungan sosial yang tidak harmonis.
Maka dari itu, Allah swt. berfirman, "Hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya
syaithan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka." (QS Al-Isra': 53)
Renungkanlah perumpamaan yang Allah SWT gambarkan dalam Al-Quran,
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, yaitu
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan
buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS Ibrahim: 24-25)
Berinfaklah dengan perasaan Anda...
Sungguh, kita kaya dan berkuasa atas perasaan yang kita
miliki. Maka sedekahkanlah kekayaan bathin itu untuk keluarga dan
orang-orang terdekat kita. Jangan halangi mereka dari merasakan
perasaan-perasaan itu. Berkatalah pada istri, suami atau kerabat dan
orang terdekat dengan mulut yang terbuka dengan sempurna, lalu selamilah
isi hati kita. Usahakanlah selalu agar mereka tidak merasa bahwa kita
pelit hati, walau tangan sering bersedekah. Jangan buat mereka gersang
dan haus akan kesejukan hati kita. Janganlah bakhil mencurahkan
kemurahan hati kita, padahal mereka mengetahui bahwa kita memiliki
kemurahan itu. Apakah air sejuk hati ini begitu dalam, sehingga tak
dapat dirasakan seperti halnya air di sumur yang dalam?
Atsar berikut bisa kita renungkan. Isteri terbahagia di antara para wanita, yaitu 'Aisyah meriwayatkan dari Rasulullah saw.
"Surga adalah tempat orang yang bermurah hati." (HR Ibnu 'Ady).
Maka bangunlah surga dengan kedermawanan kata-kata yang
baik dan lembut, pujian yang semerbak serta luapan perasaan cinta kasih.
Karena kata-kata yang baik adalah mata air kehidupan bagi hati dan
jiwa, lebih-lebih hati dan jiwa wanita. Jangan bakhil terhadap sepotong
kata yang baik. Kenapa harus berat mengucapkan kata-kata menyejukkan?
Apakah sepotong kata yang dikeluarkan membuat harta berkurang? Apakah
sepenggal kalimat baik yang kita ucapkan membuat kita terbebani?
Alangkah indahnya jika kita menjunjung syiar Islam, yaitu membahagiakan
orang lain. Dan orang lain yang paling utama kita bahagiakan, adalah
keluarga dan orang terdekat.
Sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah setelah amal fardhu, yaitu memberikan kegembiraan pada orang muslim." (HR Ath-Thabrany)
Kata-kata lembut antara suami-istri mengandung pesan hati
serta jiwa yang begitu dalam. Dan setelahnya, Insya Allah akan lahir
kebahagiaan agung yang mencairkan segala kebekuan. Sinarilah rumah
tangga dengan kata-kata baik nan lembut, maka Anda sudah membangun satu
pondasi kokoh bagi pernikahan. Dengan ucapan yang menyejukkan hati,
rumah terisi dengan cahaya saling memaafkan, cahaya toleransi dan cahaya
cinta. Akhirnya, hati dan jiwa pun saling menyatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar