Kamis, 18 Oktober 2012

Thomas Alfa Edison



Semasa kecil Thomas Alfa Edison (sang penemu listrik) sangat tidak tampak kecerdasannya, bahkan terlihat seperti orang idiot lantaran ukuran kepalanya lebih besar dari ukuran yang wajar. Orang-orang sekitarnya mengira dia menderita kelainan syaraf.



Pertanyaan-pertanyaan aneh yang sering dilontarkannya pada orang-orang, menambah prasangka mereka. Bahkan disekolahnya sendiri, karena banyaknya pertanyaan berbelit yang dilontarkannya, dia mendapat julukan “ Si Dungu”. Karena itu pada suatu hari, dia pulang dari sekolah sambil menangis dan menceritakan kepada ibunya apa yang telah dialaminya.

Sang Ibu lalu menuntun sang putranya itu kembali ke sekolah dan berkata kepada guru Edison :” Anda tak tahu apa yang telah anda ucapkan, anak saya lebih banyak akalnya daripada anda. Disinilah kekeliruan dan aib tindakan anda, saya akan membawa anak saya pulang kerumah dan saya sendiri yang akan mengajar dan mendidiknya. Suatu saat akan saya tunjukan kepada anda bahwa dia memang memiliki kecerdasan yang terpendam.” Begitulah prediksi sang ibu yang sangat menakjubkan. Sejak saat itu sebagaimana telah dijanjikan, ibunya mulai mengajar dan mendidiknya di rumah.


Suatu saat, ketika berjalan di depan rumah Edison, saya (sang penutur) melihat ibu dan anak itu sedang duduk di teras rumahnya sambil membahas pelajaran. Ya, teras itu menjadi sebuah kelas dengan Edison sendiri sebagai murid tunggalnya. Semua gerak-gerik anak itu sama seperti ibunya, dia sangat mencintai ibunya. Ketika sang ibu bicara, dia mende-ngarkannya dengan seksama, seakan akan ibunya itu samudra ilmu pengetahuan.

Lantaran bantuan ibu yang sangat “pandai” (dalam pendekatan belajar dan mengajar), dalam usianya yang kesembilan Edison telah mempelajari buku-buku para penulis ternama yang sangat berat, seperti Gibbon, Plato, dan Hammer. Selain itu sang ibu juga mengajarkan kepadanya ilmu geografi, sejarah, berhitung dan ahlak. Lebih dari tiga tahun Edison tidak ke sekolah, semua dia dapatkan dari sang Ibu.

Ibu Edison benar-benar seorang Pembina karena perhatiannya tidak hanya terfokus pada aspek pengajaran dan pendidikannya saja, tetapi juga sisi lain ; harus menemukan kecerdasan-kecerdasan alami si anak dan setelah itu barulah mengajarkannya dengan baik dan benar.

Setelah menjadi orang terkenal, Edison berkata :” sejak kecil, saya tahu bahwa ibu adalah sosok yang sangat bijak ; ketika guru saya memanggil saya anak dungu, beliau membela saya. Sejak saat itu, saya bertekad untuk membuktikan kepada ibu saya, bahwa beliau tidak salah membela saya.”

Edison juga berkata : “Saya takan pernah melupakan pengaruh-pengaruh positif pengajaran dan pendidikan ibu saya. Kalau beliau tak memotivasi saya, mungkin saya takkan menjadi seorang penemu. Ibu berkeyakinan bahwa kebanyakan orang yang menyimpang di usia baligh disebabkan oleh kurangnya pengajaran dan pendidikan yang cukup dimasa kecilnya. Dulu saya adalah orang yang selalu ingin hidup bebas, kalau bukan karena perhatian ibu, kemungkinan besar saya sudah menyimpang. Namun keteguhan serta kebaikannya ialah menyelamatkan saya dari penyimpangan dan kesesatan.”
Sang Ibu Harus tahu kalu anaknya perlu pendidikan dan perhatian.
Siapapun mencapai kedudukan apapun adalah berkat perhatian sang ibu.
Kebesaran hati dan pengorbanan adalah tujuan sang ibu.

Maka : Yakinlah anak anda bisa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar