Selasa, 23 Oktober 2012

kita rindu menaiki gerbong cahaya (Puisi Taufik Ismail)






Inilah kini zaman
ketika uang dipuja-puja sebagai Tuhan
Dengan uang, hubungan antar manusia diukur dan ditentukan

Ketika mobil, tanah, deposito, relasi dan kepangkatan
Ketika Politik, Ideologi, Kekuasaan disembah sebagai Tuhan.
Di zaman ketika ramalan bintang diangkat menjadi Tuhan
Ketika garis telapak tangan dipercaya sebagai ganti Tuhan

Di masa angka 13 dipatuhi sebagai Tuhan
Di zaman berbuat banyak takhayul, kuno atau modern
Baik dari timur maupun dari barat asalnya
Dari budaya daerah atau budaya dunia
Dengan dominasi materi
Menggantikan Tuhan.


Kemudian kita ….
nafas nyaris kehabisan
Mempertahankan keimanan

Inilah dia kini zaman …
Ketika kita melihat ke kiri dan ke kanan
Kita menampak ada anak-anak membeli jawaban soal ujian
Mahasiswa mencuri skripsi
Pasca Sarjana plagiat disertasi
Pelaku bisnis menyogok ke kanan dan ke kiri
Menyuapkan komisi ke sana dan ke sini

Di dalam birokrasi
melakukankan korupsi
Anggaran disunat
Laporan fiktif menjadi-jadi

Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, Pebisnis,
banyak yang menjadi garong berdasi
Semua Suku dan Etnik
Bersama menjelma bangsa Pencuri …..

Ketika Polisi, Hakim, dan Jaksa ….
Sedikit yang bisa dipercaya

Ketika memutus
Ketika Keputusan Pengadilan
Jelas terasa diperjualbelikan

Inilah dia zaman …
Dengan sia-sia kita cari ke belakang dan ke depan
Susah berjumpa dengan Kejujuran …

Hari ini kita berdiri di Tepi danau
Kemudian kita saksikan
Begitu banyak
Tiga sampai empat orang naik motor boncengan
Anak-anak muda naik atap bus
Anak-anak tua memanjat ke atap gerbong kereta api
Berteriak-teriak di atasnya
Melambai-lambaikan bendera
Cuma untuk menonton bola ….

Ribut
Memaksa masuk stadion
Tidak beli karcis
Dan kalau timnya kalah
Marah ….
Marah-marah

Melemparkan kaleng dan botol
Ke tengah lapangan pertandingan

Peraturan lalu lintas dianggap sepele
Kebut-kebutan

Anak-anak muda
Sedikit-sedikit tawuran
Anak-anak tua
Sedikit-sedikit ngamuk-ngamukan

Tinju diacung-acungkan
Batu dilempar-lemparkan
Pagar besi digoyang-goyangkan
Di tengah jalan membakar ban
Benih Anarki disebar-sebarkan
Sampai bodoh-bodohan

Hingga capek kita
Bercerai ke kiri dan ke kanan
Dimana itu ketertiban ???????

Pada hari ini …
Kita mencari disiplin diri
Artinya …
Bagaimana cara memenuhi janji
Melaksanakan tugas dalam bentuk janji
Membayar hutang dalam bentuk janji

Tekun dalam bekerja keras
Maknanya tidak bermalas-malas
Mencapai tujuan baik yang jelas
Saling membantu dalam bentuk yang ikhlas

Bagaimana selalu berusaha tepat waktu
Sebagai bangsa yang sejak dahulu
Menghadiri 100 kali rapat
90 selalu terlambat

Kita adalah bangsa
Terkenal di dunia
Paling tepat waktu
Cuma pada waktu berbuka puasa

Dan pada hari ini
Mari kita menentukan hati
Kukuh dalam disiplin diri

Hari ini …
kita mencari orang yang adil dan peduli

Artinya peduli
Saling menolong dalam kebaikan
Saling membantu bila terjadi kemalangan
Menyantuni sesama dalam kesengsaraan

Artinya …
Simpati terhadap kemiskinan
Ikut aktif memberantas kemelaratan


Artinya …
Pemurah dalam bersedekah
Walaupun sedikit dalam jumlah
Tapi
Tidak pernah lupa
Tidak pernah lelah
Menanamkan Solidaritas sesama bangsa
Dan Ternyata …
Di tengah kita …
Masih ….. (1)


Tapi pada hari ini
Alangkah susahnya kita mencari
Orang yang kuat mengendalikan diri dari adiksi
Artinya …
Tidak merokok
Dan antinarkoba
Tidak minum-minuman keras
Artinya …
Menjauh dari dari alkohol, nikotin, rokok, sigaret…
Sabu, ekstasi, ganja, dan marijuana
Berbagai juga racun, residu dan semacamnya

Terperangkap adiksi
3 juta orang jumlahnya

Tidak sedikit dari mereka
Ikut gerakan syahwat merdeka
Baik pornografi hape dan internet
Sex tanpa aturan
Dicengkram oleh kebebasan tanpa batasan
Yang ditawarkan ideologi neoliberal kebablasan

Dibayar dengan 25 penyakit kronis
Penyakit tahunan
400 ribu menjadi mayat setiap 12 bulan
1172 orang mati setiap hari
Diturunkan ke kuburan

Tapi …..
Masih banyak di tengah ini kebalauan
Yang tetap kukuh dalam kesantunan

Artinya …
Tidak dibutakan…

Ayahanda …

Cinta kepada istri
Cinta kepada suami


Dan Ananda ….
Menyayangi Saudara dan keluarga
Hormat pada guru
Hormat pada guru pemberi ilmu

Senantiasa memelihara budi bahasa
Perduli kepada sesama manusia
Tidak suka bersombong-sombong
Tiada gemar berbangga-bangga

Mereka tetap mengenakan busana
Akhlak mulia ….

Di tengah ini kebalauan
Keras dan susah payah
Mereka tetap jujur sebagai pertahanan
Bertanggung jawab
Visioner
Disiplin
Bekerjasama
Adil
Peduli
Ikhlas
Santun dan
Sederhana


Mereka …….
Merindukan kendaraan bersama

Lihatlah mereka
Kini mengendarai gerbong cahaya
Mengibarkan nilai-nilai luhur dan utama
Bagi Indonesiaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar