Pernahkah kita berfikir saat malaikat menyerahkan jutaan lembar
tagihan hanya untuk tagihan nafas kita dalam sehari? Atau sempatkah diri mensyukuri
dari setiap udara yang kita hirup?
Selama masih ada kesempatan untuk menghela nafas, menikmati
udara bebas menghirup kesejukan pagi, tentunya berarti kita masih banyak kesempatan
untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupan ini.
Namun bilamana rasa lelah, letih, bosan, jenuh, bahkan kemalasan
turut mewarnai hari mulailah syaithonirrojiim
beserta bala tentaranya memalingkan kesempurnaan akal yang
telah Allah karuniakan selama ini.
Banyak cara yang dapat ditempuh dalam mempersiapkan amal terbaik
(yang insya Allah akan setia menemani kita kelak di yaumil akhir), dan tak
satupun ter-ejawantahkan dalan sebuah prinsip yang baku dan belum dipastikan kaekuratannya,
karena tentunya masing-masing dari manusia memiliki cara tersendiri dalam
menyikapinya..
Bekal terbaik yang amat dibutuhkan sebagai penawar keletihan
dalam perjuangan di samudera kehidupan baik dunia maupun akhirat.. terutama
bagi manusia yang terabaikan dalam memilih jalur kehidupannya sendiri..
Terpangkal dari niat yang ikhlas, semangat
yang besar, tekad yang kuat, cita-cita yang melangit luas, dan tentunya semaian
doa yang terpanjat hanya berharap keridhoanNya semata..
Nafas yang masih tersisa dipenuhi hak-haknya dan
disempurnakan keoptimalannya agar jalan kehidupan yang terbentang dapat membuka
lagi pintu-pintu karunia dan jalan terbaru yang dapat ditempuh kelak..
Sekali membaca arah tuju akan kemanakah kita selanjutnya? Masih
adakah nafas terbaik yang dapat kita terus
persembahkan bagi kehidupan yang singkat ini?..jawabannya
pada letak hati..
Letak dimana nafas bermula, letak dari keimanan yang masih dan
akan terus tertanam dalam.. karena semakin
menghujamkan dari keAgunganNya Yang Maha Menggenggam.. Allahu
Robbul ‘Aalamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar